Minimum Viable Product atau MVP adalah salah satu strategi pengembangan produk yang biasa banyak dilakukan oleh peusahaan startup. Perusahaan startup mempunyai risiko yang sangat besar saat baru merilis produk pertamanya. Produk yang mereka ciptakan umumnya belum tentu diterima oleh masyarakat luas walaupun sudah dibuat dengan lengkap dengan biaya yang sangat tinggi. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi perusahaan untuk membuat Minimum Viable Product terlebih dahulu.
Tahap Pembuatan Minimum Viable Product
Dalam proses pembuatan MVP, di dalamnya harus melalui tahapan yang sangat terstruktur. Nah, di bawah ini adalah 3 tahap MVP yang umumnya dilakukan oleh suatu perusahaan agar lebih mampu memahami konsep dan juga cara penggunaannya. Berikut ini tiga tahapan dalam MVP.
1. Prototype
Prototype merupakan tahap awal dalam Minimum Viable Product sebelum akhirnya akan dilempar ke para konsumen. Prototype adalah gambaran akhir pada produk yang akan dibuat, tapi bentuknya belum final. Itu artinya, perusahaan mungkin nantinya akan melakukan beberapa bentuk perubahan agar bisa menyempurnakan produk tersebut. Tapi, prototype sebenarnya sudah memiliki kandungan berbagai elemen dasar dan juga elemen penting lainnya yang akan digunakan dalam produk akhir.
2. Minimum Viable Product
Tahapan selanjutnya adalah dengan menciptakan Minimum Viable Product berdasarkan prototype yang sudah jadi. Tapi, MVP hanya memiliki kandungan berbagai elemen utama pada suatu produk, tanpa ditambahkan berbagai elemen pelengkap lainnya. MVP akan mampu memberikan berbagai gambaran yang sangat jelas terkait nilai guna dan
juga manfaat utama dari produk terkait. MVP pun tidak hanya menjadi bahan evaluasi untuk perusahaan saja, tapi mulai diluncurkan pada para konsumen agar bisa mengetahui tanggapan mereka.
3. Product
Tahap terakhir yang ada pada Minimum Viable Product adalah menciptakan produk akhir, yang mana di dalamnya tidak hanya diisi dengan berbagai elemen dasar saja, tapi juga untuk elemen pendukung lainnya. Pihak perusahaan bisa lanjut mengembangkan produk mereka menjadi produk akhir setelah memperoleh feedback dari pelanggan pasca dilakukannya evaluasi dasar melalui MVP
Tujuan Minimum Viable Product
1. Segera Meluncurkan Produk
Salah satu tujuan paling utama dari minimum viable product adalah mampu membantu pebisnis untuk segera meluncurkan produk. Kenapa? Karena ada kalanya seorang pebisnis harus merilis produk secara segera, seperti merilis produk saat ada momen yang penting.
2. Menguji Produk Pada Pengguna Sungguhan
Sebelum akhirnya dirilis, umumnya suatu produk akan melewati tahap uji coba terlebih dahulu dengan menggunakan metode A/B testing. Tapi, pengujian ini tidak dilakukan secara menyeluruh. Dilansir dari laman Product Plan, pebisnis bisa melakukan uji coba pada pengguna sungguhan dengan melakukan minimum viable product . Mereka nantinya akan memperoleh feedback yang nyata dan sungguhan dari apa yang
ditampilkan pada MVP.
3. Menghemat Pengeluaran
Umumnya, perusahaan startup belum mempunyai sistem pendanaan yang matang seperti perusahaan besar. Untuk itu, perusahaan startup harus sangat menghemat pengeluarannya. Nah, minimum viable product adalah solusinya. Perusahaan startup bisa membuat suatu produk yang sederhana dan mendapatkan feedback dari para penggunanya. Sehingga, mereka tidak harus mengeluarkan biaya yang sangat besar agar bisa menyempurnakan produk.
4. Risiko Kegagalan Lebih Kecil
Risiko adalah hal yang tidak bisa dihindari. Tapi, setiap pebisnis bisa meminimalisirnya dengan cara membuat minimum viable product. Hanya dengan membuat berbagai fitur dasar di dalam produk, maka Anda bisa memahami perilaku dan juga harapan dari para pengguna. Anda bisa lebih menyempurnakannya kembali pada produk akhir Anda.
Keuntungan Menerapkan Minimum Viable Product
1. Mempercepat Peluncuran Produk
Seperti yang sudah disinggung secara singkat sebelumnya, perusahaan tidak bisa merilis produk begitu saja. Pemilihan waktu akan turut serta menentukan sukses atau tidaknya produk tersebut diterima di pasar. Nah, Minimum Viable Product akan mempermudah perusahaan dalam merilis produknya secara tepat waktu dan secepat mungkin sesuai keinginan.
Produk akhir yang dirilis nanti pun akan memiliki wujud yang mendekati sempurna karena sudah mendapatkan feedback dan juga evaluasi yang baik.
2. Bisa Menguji Produk Pada Pengguna yang Sebenarnya
Sebelum suatu produk dipasarkan secara resmi, pastinya perusahaan sudah melakukan kegiatan testing terlebih dahulu. Namun, hasilnya mungkin akan berbeda bila produk yang di uji coba secara langsung ke pengguna. Nah, konsep Minimum Viable Product ini pada
dasarnya berbeda dengan testing. Testing pada suatu produk yang akan diluncurkan tidak bisa dilakukan secara menyeluruh dan
umumnya tidak bisa melibatkan pengguna sebenarnya. Tapi dengan menerapkan strategi MVP, maka pihak perusahaan bisa memperoleh feedback asli dan juga bisa dievaluasi pada produk yang nantinya hendak diluncurkan.
3. Menghemat Biaya Pengembangan Produk
Dengan menerapkan Minimum Viable Product, maka perusahaan startup yang sistem pendanaannya masih terbatas sudah tidak perlu lagi menambah biaya untuk melakukan testing produk. Kenapa? Karena mereka bisa menciptakan sekaligus menjual produk. Selain itu, mereka juga bisa memperoleh bahan agar bisa melakukan evaluasi
pengembangan produk. Sehingga, bila memang dianggap perlu dilakukan penyempurnaan produk, biaya yang hendak dikeluarkan pun tidak terlalu besar, karena sudah bisa memperoleh penghasilan dari hasil menerapkan penjualan dengan sistem MVP.
Karakteristik Utama Minimum Viable Product
Dilansir dari laman Techopedia, terdapat tiga karakteristik utama pada MVP. Ketiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
1. Memiliki Nilai yang Cukup Menarik bagi Pengguna
Walaupun di dalamnya masih diisi dengan berbagai fitur yang sederhana, Anda masih harus memastikan bahwa Minimum Viable Product Anda mempunyai nilai yang cukup untuk bisa menarik para pengguna. Kenapa? Karena mendapatkan pelanggan pertama adalah suatu hal yang sulit. Jangan sampai Anda membuat MVP yang tidak menarik target pasar Anda.
2. Menunjukkan Manfaat di Masa Depan
Perlu Anda ketahui bahwa MVP adalah produk yang memiliki sifat sementara. Tapi, Anda harus bisa meyakinkan pengguna bahwa produk Anda mampu memberikan manfaat di waktu yang akan datang. Cobalah untuk meyakinkan mereka bahwa produk Anda bisa terus berkembang dan juga mampu memaksimalkan manfaat yang mereka peroleh.
3. Memberikan Feedback untuk Pengembangan Produk
Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, bahwa Minimum Viable Product akan membantu Anda dalam mendapatkan feedback dari pengguna. Nantinya, Anda bisa menggunakan feedback tersebut untuk bisa menyempurnakan produk Anda.
Komentar
Posting Komentar